Aku mengabarkan Injil kepada mereka karena mereka tidak tahu kebenaran," katanya. "Mereka harus tahu bahwa Kristus mati untuk mereka dan mereka diselamatkan." Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buletin : Kasih Dalam Perbuatan, September -- Oktober 2009 Penulis : Tidak dicantumkan Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan,
Listenand download Alex Nanlohy's Podcast’s episodes for free. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kan Podcast: Alex Nanlohy's Podcast. Channel: Alex Nanlohy's Podcast. Time: 34:27 Uploaded 12/03 a las 12:18:22 83406162
1026 Jadi janganlah Satria Piningit takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak diketahui. 10:27 Apa yang Kukatakan kepada mereka yang masih dalam gelap, Satria Piningit katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. “Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.’”1 Besok, Sabat Paskah, kita akan mengingat dalam cara yang khusus apa yang telah Yesus Kristus lakukan bagi kita, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”2 Pada akhirnya, kita akan dibangkitkan sebagaimana Dia dahulu, untuk hidup selamanya. Melalui mukjizat Pendamaian sakral Yesus Kristus, kita juga dapat menerima karunia pengampunan dari dosa dan kesalahan kita, jika kita menerima kesempatan dan tanggung jawab pertobatan. Dan dengan menerima tata cara yang diperlukan, menepati perjanjian, dan mematuhi perintah, kita dapat memperoleh kehidupan kekal dan permuliaan. Hari ini, saya ingin berfokus pada pengampunan, sebuah karunia penting dan berharga yang ditawarkan kepada kita dari Juruselamat dan Penebus kita, Yesus Kristus. Suatu malam di bulan Desember 1982, istri saya, Terry, dan saya terbangun oleh panggilan telepon di rumah kami di Pocatello, Idaho. Sewaktu saya menjawab telepon, saya hanya mendengar isakan tangis. Akhirnya, suara saudara perempuan saya dengan terbata-bata berkata, “Tommy meninggal.” Seorang pengendara mabuk, dengan kecepatan lebih dari 135 km per jam, secara ceroboh menerobos lampu merah di pinggiran kota Denver, Colorado. Dia dengan keras menabrak mobil yang dikendarai oleh adik bungsu saya, Tommy, yang seketika itu juga menewaskan dia dan istrinya, Joan. Mereka akan pulang ke putri kecilnya setelah pesta Natal. Istri saya dan saya segera terbang ke Denver dan pergi ke rumah duka. Kami berkumpul bersama orangtua dan saudara-saudara kandung saya, berduka atas kehilangan Tommy dan Joan terkasih kami. Kami telah kehilangan mereka karena tindakan kriminal yang tak masuk akal. Hati kami hancur, dan amarah terhadap pelanggar muda mulai menumpuk dalam diri saya. Tommy telah bekerja sebagai pengacara di Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan akan menjadi advokat untuk perlindungan tanah Pribumi Amerika dan sumber alam untuk tahun-tahun mendatang. Setelah beberapa waktu berlalu, sidang pengadilan hukuman diadakan untuk anak muda yang kedapatan bertanggung jawab atas kecelakaan maut saat berkendara. Dengan perasaan yang masih berduka dan sedih, orangtua saya dan kakak sulung saya, Katy, menghadiri sidang. Orangtua pengendara mabuk itu juga ada di sana, dan setelah sidang berakhir, mereka duduk di bangku dan menangis. Orangtua dan kakak saya duduk berdekatan sewaktu mereka berusaha untuk mengendalikan emosi mereka sendiri. Setelah beberapa saat, orangtua dan kakak saya berdiri dan menghampiri orangtua pengendara itu dan memberikan ucapan penghiburan dan pengampunan. Para pria berjabat tangan, dan para wanita berpegangan tangan, ada duka mendalam dan air mata untuk semua dan sebuah pengakuan bahwa kedua keluarga telah amat menderita. Ibu, Ayah, dan Katy memperlihatkan kekuatan dan keberanian yang tenang dan menunjukkan kepada keluarga kami seperti apa pengampunan itu. Jangkauan pengampunan di saat-saat itu menyebabkan hati saya sendiri melembut dan membuka jalan penyembuhan. Seiring waktu saya belajar bagaimana memiliki hati yang mengampuni. Hanya dengan bantuan dari Raja Damai beban rasa sakit saya diangkat. Hati saya akan selalu merindukan Tommy dan Joan, tetapi pengampunan sekarang mengizinkan saya untuk mengingat mereka dengan sukacita yang tidak terkekang. Dan saya tahu kami akan bersama lagi sebagai keluarga. Saya tidak menyarankan agar kita membiarkan perbuatan melanggar hukum. Kita paham sepenuhnya bahwa individu harus bertanggung jawab untuk tindakan kriminal dan kesalahan perdata mereka. Namun, kita juga mengetahui bahwa, sebagai putra dan putri Allah, kita mengikuti ajaran Yesus Kristus. Kita harus mengampuni meski ketika tampaknya orang lain tidak memerlukan pengampunan kita. Juruselamat mengajarkan “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang pelanggaran mereka tidak juga akanlah Bapamu mengampuni pelanggaranmu.”3 Kita semua dapat menerima kedamaian yang tak terlukiskan dan bermitra dengan Juruselamat kita ketika kita belajar untuk dengan bebas mengampuni mereka yang telah bersalah kepada kita. Kemitraan ini mendatangkan kuasa Juruselamat ke dalam kehidupan kita dalam cara yang jelas dan tak terlupakan. Rasul Paulus menasihati “Sebagai orang-orang pilihan Allah … kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran; Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain … sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”4 Tuhan Sendiri telah memaklumkan “Karenanya, Aku berfirman kepadamu, bahwa kamu seharusnya mengampuni satu sama lain; karena dia yang tidak mengampuni saudaranya akan pelanggarannya berdiri terhukum di hadapan Tuhan; karena ada tinggal dalam dirinya dosa yang lebih besar. Aku, Tuhan, akan mengampuni yang akan Aku ampuni, tetapi darimu dituntut untuk mengampuni semua orang.”5 Ajaran-ajaran Juruselamat dan Penebus kita, Yesus Kristus, adalah gamblang, pendosa harus bersedia mengampuni orang lain jika dia berharap untuk memperoleh Brother dan sister, adakah orang-orang dalam kehidupan kita yang telah menyakiti kita? Apakah kita menyimpan perasaan benci dan marah yang tampak sepenuhnya dibenarkan? Apakah kita membiarkan harga diri menahan kita dari mengampuni dan melepaskan? Saya mengajak Anda semua untuk sepenuhnya mengampuni dan membiarkan penyembuhan terjadi dari dalam. Dan meski pengampunan tidak datang hari ini, ketahuilah bahwa sewaktu kita menghasratkannya dan mengupayakannya, itu akan datang—sama seperti itu akhirnya terjadi kepada saya setelah kematian adik saya. Mohon ingat juga bahwa elemen penting dari pengampunan mencakup mengampuni diri sendiri. “Dia yang telah bertobat dari dosa-dosanya,” Tuhan berfirman, “orang yang sama diampuni, dan Aku, Tuhan, tidak mengingatnya lagi.”7 Saya memohon agar kita semua hari ini mengingat dan mengikuti teladan Yesus Kristus. Di kayu salib di Golgota, dalam penderitaan-Nya, Dia mengucapkan kata-kata berikut, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”8 Dengan memiliki roh yang mengampuni dan menindakinya, seperti orangtua dan kakak sulung saya, kita dapat menerima janji Juruselamat, “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”9 Saya bersaksi kedamaian ini akan datang ke dalam kehidupan Anda sewaktu kita mengindahkan ajaran Yesus Kristus dan mengikuti teladan-Nya dengan mengampuni orang lain. Sewaktu kita mengampuni, saya berjanji Juruselamat akan menguatkan kita, dan kuasa-Nya serta sukacita akan mengalir ke dalam kehidupan kita. Makam itu kosong. Kristus hidup. Saya mengenal Dia. Saya mengasihi Dia. Saya bersyukur untuk kasih karunia-Nya, yang adalah kuasa yang memperkuat yang cukup untuk menyembuhkan segala sesuatu. Dalam nama sakral Yesus Kristus, amin.
Yesus berkata ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Pertanyaan Jawaban Berikut adalah tujuh perkataan Yesus Kristus yang diucapkan-Nya saat berada di atas kayu salib 1 "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" Luk 2334. Mereka yang menyalibkan Yesus sama sekali tidak menyadari apa yang mereka lakukan karena mereka tidak mengenali-Nya sebagai Mesias. Ketidakpedulian mereka terhadap kebenaran ilahi bukan berarti mereka tidak layak menerima pengampunan, dan doa Kristus di tengah-tengah mereka yang mengolok-olok Dia adalah sebuah ungkapan belas kasihan ilahi yang tidak terbatas. 2 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" Luk 2343. Melalui perkataan ini, Yesus meyakinkan salah satu penjahat yang disalibkan bersama-Nya bahwa ketika dia mati, dia akan bersama dengan Yesus di surga. Hal ini dikaruniakan karena, di saat menjelang kematiannya, penjahat itu telah menyatakan imannya kepada Yesus; mengakui Dia sebagaimana Dia yang sesungguhnya Luk 2342. 3 "Ibu, inilah, anakmu!" dan "Inilah ibumu!" Ketika Yesus melihat ibu-Nya berdiri di dekat salib dengan Rasul Yohanes, yang Dia kasihi, Dia menyerahkan pemeliharaan ibunya ke tangan Yohanes. Dan sejak saat itu Yohanes membawa dia di dalam rumahnya sendiri Yoh 19 26-27. Dalam ayat ini Yesus, sebagai anak yang penuh kasih, memastikan ibu duniawi-Nya dijaga dengan baik setelah kematian-Nya. 4 Matius 2746 menyatakan kepada kita bahwa sekitar pukul tiga petang, Yesus berseru dengan suara nyaring, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" yang berarti “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Di sini, Yesus mengungkapkan perasaan tertolak-Nya karena Allah meletakkan dosa dunia kepada-Nya dan karena itu, Allah harus "berpaling" dari Yesus. Ketika Yesus merasakan beban dari dosa, Dia untuk pertama kali-Nya harus merasakan perpisahan dari Allah. Ini juga merupakan penggenapan dari pernyataan nubuatan dalam Mzm 22 1. 5 "Aku haus" Yoh 1928. Yesus di sini memenuhi nubuatan mengenai Mesias dalam Mzm 6922 "Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam." Dengan mengatakan Ia haus, Dia membuat prajurit Romawi memberi-Nya cuka, yang merupakan kebiasaan dalam penyaliban, dan dengan demikian menggenapi nubuatan tersebut. 6 "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" Luk 2346. Pada perkataan ini, Yesus dengan rela menyerahkan nyawa-Nya ke tangan Bapa, menunjukkan bahwa Dia telah berada di ambang kematian dan Allah telah menerima pengorbanan-Nya. Dia "mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat" Ibr 914. 7 "Sudah selesai." Yoh 1930. Perkataan terakhir Yesus berarti bahwa penderitaan-Nya telah selesai dan seluruh pekerjaan Bapa-Nya, yang diberikan kepada-Nya untuk dilakukan. termasuk untuk memberitakan Injil, melakukan mukjizat, dan memperoleh keselamatan kekal bagi umat-Nya telah dilakukan. Semua telah selesai, telah dipenuhi. Hutang dosa telah dibayar. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa sajakah tujuh perkataan terakhir Yesus Kristus di atas kayu salib, dan apa makna dari perkataan tersebut?
ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yg mereka perbuat